« December 2018 »
S M T W T F S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
You are not logged in. Log in
Entries by Topic
All topics  «
KHUTBAH JUMAT
My Blog : IMAM PRASAJA.TRIPOD.COM/BLOG
Saturday, 6 October 2007
Al Quran Sebagai Hudal lil Muttaqin.
Topic: KHUTBAH JUMAT

disampaikan di Masjid Nurul Ilmi, SMAN 113 Jakarta

Oleh Drs. Imam Prasaja, M.Si

 Assalamualaikum Wr.Wb.

 Pertama-tama marilah kita senantiasa memuji dan bersyukur ke Hadlirat Allah SWT, yang telah memberikan kepada kita nikmat iman dan Islam, atas rakhmat dan karuniaNya kita diberikan kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan sholat jumat di Masjid Nurul Iman ini. Setelah selama satu bulan kita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang merupakan bulan pembinaan untuk berbuat amal ibadah, maka pada tahap selanjutnya marilah kita realisasikan pembinaan tersebut dengan amal ibadah sehari-hari kita setelah Ramadhan.  Marilah kita melanjutkan tradisi seperti pada bulan Ramadhan yakni melakukan tadarus dan pengkajian Al Quran, melakukan sholat berjamaah di musholla atau masjid, mengkaji agama Islam baik melalui studi kepustakaan atau dengan mengikuti pengajian di masjis taklim,  dan sebagainya.

Solawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Jungjunan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, kepada para tabiin serta kepada seluruh pengikutnya yang istiqomah, setia menjalankan ajaran Dienul islam  sampai akhir jaman, semoga kita semua termasuk di dalamnya. Amin.

 Hadirin, jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Dalam kesempatan ini khatib mengajak,  khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada seluruh jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni melaksanakan segala perintah Allah serta menjauhi segala laranganNya. Selanjutnya, perkenankanlah khatib menyampaikan materi khutbah jumat kali ini yang diberi judul :  Al Quran sebagai Hudallilmuttaqin, Al Quran sebagai Petunjuk bagi orang yang bertakwa.

  Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Allah SWT berfirman di dalam  QS Al Baqoroh (2) ayat : 2

    “ Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan di dalmnya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”

    Pada ayat lainnya Allah SWT berfirman di dalam  QS Al Baqoroh (2) ayat : 185

 “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil) ”

Dari kedua ayat tersebut jelas bahwa fungsi Al Quran adalah sebagai hudan (petunjuk) bagi manusia, khususnya bagi manusia yang bertakwa, bayyinah (penjelasan-penjelasan) mengenai petunjuk tentang jalan yang lurus, yakni tentang ajaran dienul Islam. dan sebagai Furqon (pembeda) mana jalan yang hak (benar) dan mana jalan yang batil (salah).

 Jamaah sholat Jumat rohimakumullah,

Mengingat fungsi Al quran sebagai hudan (petunjuk), bayyinah(penjelas) dan furqon(pembeda), maka kewajiban kita terhadap Al Quran adalah sebagai berikut :

1.   Meyakini kebenaran isinya

2.   Mempelajari cara membacanya dan senantiasa membacanya.

3.   Mempelajari isinya (artinya) dan menjadikannya sebagai petunjuk

4.   Mengamalkannya

Jamah Sholat Jumat Yang terhormat,

Kewajiban kita terhadap Al Quran yang pertama adalah meyakini kebenaran isinya, meyakini bahwa al Quran itu adalah dari Alloh SWT. Al Quran adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada manusia terbaik, nabi dan rasul termulia yaitu Muhammad SAW, sebagaimana Allah SWT menurunkan Kitab-kitab lain kepada rasul-rasul sebelumnya. Seorang muslim harus mengimani keseluruhan ayat al Quran, tidak boleh mengimani sebagian ayat dan tidak mengimani sebagian ayat yang lain.

 Selain berisi perintah melakukan ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa haji dan sebagainya, sesuai dengan fungsinya sebagai petunjuk, maka isi al Quran meliputi segala aspek kehidupan manusia,  Al Quran berisi tentang idiologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam (ipoleksosbudhankam) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).

Al Quran merupakan mukjijat abadi. Jika pada jaman dahulu, abad 7 M, banyak orang tertarik pada Quran karena bahasa dan sastranya. Sekarang pada abad 21, abad iptek/sains dan teknologi,  Al-Quran memberikan bukti-bukti ilmiah yang dikandungnya. Banyak sekali ayat-ayat yang berisi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi di sini akan dikemukakan salah satu ayat saja yakni  QS Yasin (36) : 38 .

 “Dan matahari itu beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang maha Kuasa lagi maha Mengetahui.”

       Pada mula-mula para ahli ilmu falak (ilmu astronomi) menetapkan bahwa matahari tetap, tidak berjalan (beredar) dan hanya bumilah yang beredar (berevolusi) mengelilingi matahari. Tetapi hasil penemuan sains terkini menyatakan bahwa matahari bersama keluarganya (tata surya) bergerak terhadap pusat galaksi yakni pusat galaksi milky way (Bima sakti) / ke arah konstelasi Lyra dengan kecepatan gerak 125 km/detik sambil berotasi terhadap sumbunya dengan periode 25 hari . Dari ayat ini kita melihat bagaimana mungkin penemuan sains pada abad 20 dan 21 ini telah diketahui oleh seseorang yang hidup pada 14 abad yang lampau yakni abad ke 7, dimana pengetahuan tentang ilmu falak saat itu masih belum maju dan teknologi teleskop modern belum ada. Ini membuktikan bahwa Al Quran itu bukan dari manusia, melainkan datangnya dari Allah SWT, sedangkan Muhammad SAW adalah sebagai rasulullah yang menerima alQuran dan bertugas menyampaikan Al Quran tersebut kepada manusia.

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia,

Kewajiban kita terhadap Al Quran yang kedua adalah Mempelajari cara membacanya dan senantiasa membacanya. Membaca Al Quran walaupun karena keterbatasan kita,  kita tidak tahu isinya atau artinya, menurut sebagian besar ulama adalah tetap  bernilai ibadah.

Banyak hadis yang menjelaskan keutamaan belajar dan membaca Al Quran diantaranya adalah sebagai berikut :

 “Rasulullah bersabda : Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Quran dan mengajarkannya” (HR Bukhari). Fadhail amal, alQuran hal 9.

 Pada hadits lain Rasulullah bersabda :

 “ Barang siapa membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu (pahala) sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf” (HR Turmudzi).

 Pada hadits lainya Rasulullah bersabda :

“Orang yang mahir dalam membaca Al Quran kelak akan mendapat tempat di syurga  bersama-sama dengan rasul yang mulia lagi baik. Dan orang yang tidak mahir dalam membaca Al Quran, terbata-bata dalam  membacanya dan tampak agak berat lidahnya (atau belum lancar) maka baginya pahala dua kali. (HR Bukhari Muslim). Sebagian ulama menafsirkan bahwa orang yang terbata-bata membaca Al Quran akan memperoleh 2 pahala yakni satu pahala karena  membacanya dan satu pahala lagi karena kesungguhannya membaca Al Quran. Namun, bukan berarti pahalanya akan melebihi orang yang mahir dalam membaca AlQuran. Orang yang mahir membaca AlQuran sudah pasti akan memperoleh derajat istimewa.yang sangat tinggi. Maksud sebenarnya dari hadis ini adalah bahwa dengan bersusah payah mempelajari al quran akan memperoleh pahala ganda. Oleh karena itu tidak sepatutnya bagi kita meninggalkan bacaan al quran walaupun sulit.

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Kewajiban kita terhadap Al Quran yang ketiga adalah mempelajari isinya (artinya) dan menjadikannya sebagai petunjuk.

 Bagi kebanyakan kita yang tidak bisa berbahasa Arab, salah satu cara dalam upaya mempelajari isinya (artinya) adalah dengan membaca Al Quran dan terjemahnya, atau lebih bagus lagi Al quran, terjemah dan tafsirnya.  Insya Allah dengan membaca terjemah atau tafsirnya secara kontinu, dan menanyakan maksud terjemah/tafsir ayat yang masih belum jelas kepada guru agama atau ulama, kita akan dapat menjadikan al quran sebagai petunjuk. 

 Jamaah sholat jumat rohimakumullah

Kewajiban kita terhadap Al Quran yang ke-empat adalah mengamalkannya.

Jika kita menjadikan al Quran sebagai petunjuk, maka insya Allah kita akan dapat mengamalkan al Quran dalam kehidupan kita sehari-hari.

 “Rasulullah bersabda : Barangsiapa membaca Al Quran, menghapalnya, menghalalkan apa yang dihalalkan al quran dan mengharamkan apa yang diharamkan  al quran, maka Allah akan memasukkannya ke dalam syurga. (HR Ahmad).

Maksud dari menghalalkan apa yang dihalalkan al quran dan mengharamkan apa yang diharamkan  al quran, ialah  hati, ucapan dan perbuatannya tidak bertentangan dengan Al Quran,  ia tidak mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh al quran dan sebaliknya ia tidak menghalalkan sesuatu yang diharamkan alQuran. Ia melaksanakan apa yang diperintahkan oleh al quran, serta menjauhi segala yang dilarang oleh al quran. Jadi orang yang melaksanakan atau mengamalkan al Quran akan dimasukkan oleh Allah ke dalam syurga.

 Jamaah Sholat jumat yang dimuliakan allah SWT,

Demikianlah khutbah Jumat kali ini, semoga kita dapat melaksanakan kewajiban kita terhadap al quran yaitu :

1.   Meyakini kebenaran isinya

2.  Mempelajari cara membacanya dan senantiasa membacanya.

3.  Mempelajari isinya (artinya) dan menjadikannya sebagai petunjuk

4.   Mengamalkannya

Insya Allah dengan melaksanakan keempat hal tersebut kita menjadi golongan orang-orang yang diberi petunjuk. Sebaliknya menganggap enteng, berpaling dari kewajiban kita terhadap al quran, akan mendapat ancaman Allah dengan penghidupan yang sempit serta siksa yang pedih. Sebagaimana disebutkan dalam QS Thoha ayat 123-124.

“ Maka barangsiapa mengikuti petunjukKU ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan aku akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.

Di dalam QS Ar-Radu ayat 37, Allah berfirman :

“Dan demikianlah, Aku telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.”

 


Posted by imamprasaja at 4:09 AM EDT
Updated: Saturday, 6 October 2007 4:14 AM EDT
Berbuat Ihsan Di Mana Saja
Topic: KHUTBAH JUMAT

Disampaikan di Masjid Nurul Ilmi, SMAN 113 Jakarta

oleh Drs. Imam Prasaja, M.Si

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dalam kesempatan ini khatib mengajak,  khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada seluruh jamaah sholat jumah  dimuliakan Allah SWT, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Selanjutnya, perkenankanlah khatib menyampaikan materi khutbah jumat kali ini yang diberi judul : Berbuat Ihsan di Mana Saja.

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Apa itu Ihsan ? Dalam sebuah hadis, ketika  Rasulullah ditanya malaikat Jibril apa itu ihsan, Rasulullah bersabda :

“ Ihsan adalah engkau beribadat, seolah-olah melihat Allah. Kalau engkau tidak melihatnya, maka Dia (yakni Allah) melihatmu”. (HR Muslim).

Bagi seorang muslim, tak boleh ada waktu terbuang. Sebab setiap gerak dan langkah harus bernilai ibadah. Bahkan setiap tarikan nafaspun harus bermuatan ibadah. Ibadah dalam arti umum adalah segala aktivitas yang ditujukan untuk mencari keridhoan Allah SWT. Pahala tidak semata menjadi milik mereka yang sedang berdiam di masjid atau musholla. Pahala bisa diraih di mana saja, rumah, kantor,/ sekolah, masjid bahkan jalanan. Pun bukan juga semata kepunyaan orang-orang kaya yang berlimpah harta. Ibadah tidak hanya didominasi oleh para kiai, ustadz, atau orang-orang kaya. Pekerja kasar, guru, siswa, dan orang-orang miskinpun berhak melakukan sesuatu yang bernilai ibadah. Siapapun boleh bersaing mendapatlkan pahala sebanyak mungkin.

Islam menjadikan ibadah sebagai landasan utama setiap pekerjaan. Dari sini muncul sebuah tuntutan, agar setiap desah napas, gerak dan langkah kehidupan bermuatan pahala atau dengan niat mencari keridloan Allah SWT. Setiap pekerjaan harus dilakukan dengan cara yang baik dan berkualitas, tidak asal-asalan, atau bukan hanya sekedar cukup menggugurkan kewajiban. Setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan ihsan. Rasulullah bersabda : Innallaha katabal ihsana a’la kulli syai in. Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan (baik dan berkualitas) dalam segala sesuatu. (HR Muslim). Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang jika bekerja dengan ihsan (baik, berkualitas) dan itqon (sempurna, profesional) (HR Baihaqi).

Jelas  di sini bahwa perbuatan/pekerjaan/ibadah yang dilaksanakan dengan ihsan, berarti pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan baik, berkualitas dan dilandasi niat karena Allah SWT, yakni mencari pahala dan mendapat keridhoan Allah SWT.

Ihsan (berbuat baik, berkualitas dan dengan niat karena Allah SWT) hendaknya menjadi pakaian kaum muslimin, menjadi pakaian kita semua, dimanapun kita berada.

Di rumah sikap ihsan dapat diaktualisasikan dalam berbagai aktivitas seperti seperti mengatur makan, memenej waktu,dan keuangan. Dalam mengatur kadar konsumsi makanan misalnya Rasulullah memberikan tuntunan diantaranya beliau bersabda “Tidak ada tempat yang lebih buruk daripada perut manusia yang diisi penuh dengan makanan. Manusia cukup makan beberapa suap sekedar untuk membuat punggungnya tegak. Keseluruhan isi perut terbagi tiga yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga lagi untuk minumam dan sepertiga terakhir untuk nafas (udara)” (HR Turmudzi).

Tuntunan ini mungkin sangat sulit/berat dilakukan oleh kita, padahal dengan melakukan tuntunan rasulullah tersebut disertai dengan pengetahuan gizi yang cukup, insya Allah kita akan terhindar dari penyakit darah tinggi, penyakit jantung, diabetes dan sebagainya.

Jamaah sholat jumat yang insya Allah dimuliakan Allah SWT.

Ketika bermuamalah juga kita dituntut berlaku ihsan dengan siapa saja. Allah SWT memerintahkan untuk berbuat ihsan kepada kedua orang tua. Firman Allah  SWT  : yang artinya : dan kepada ibu bapakmu hendaklah berbuat ihsan. (QS al Isra ayat 22).  Begitu pula kita harus bersikap ihsan terhadap tetangga, dalam sebuah riwayat dikabarkan bahwa “Malaikat Jibril seringkali memberi wasiat kepada Rasulullah untuk berbuat ihsan kepada tetangga. Saking seringnya, Rasulpun  mengira mereka (para tetangga) akan mendapat warisan”. (HR Bukhari).

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Sikap ihsan tak hanya ditujukan kepada kepada sesama manusia, tetapi juga kepada binatang. Rasulullah pernah mengisahkan tentang seorang wanita yang masuk neraka karena mengurung kucing dan tidak memberinya makanan (HR Bukhari). Sebaliknya beliau juga pernah mengisahkan bahwa: Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing di atas sumur dan hampir mati kehausan. Lalu wanita itu melepaskan sepatunya dan mengikatnya dengan kerudungnya untuk mengambil air dari sumur untuk memberi minum anjing tersebut. Karena perbuatannya itu, dosanya diampuni”. (HR Bukhari).

Sebagai makhluk Allah, binatang pun harus diperlakukan dengan baik. Umar bin Khatab pernah sangat murka melihat seorang yang menyeret seekor kambing dengan kasar. Kata Sayyidina Umar kepada orang itu : Celakalah engkau. Mengapa engkau berlaku kasar seperti itu. Tuntunlah dengan baik dan sembelihlah dengan benar”. Ketika melihat seorang anak kecil sedang mempermainkan seekor burung, Sayyidina Umar segera membeli dan melepaskannya.

Sikap ihsan terhadap binatang ini tak hanya dituntut dikala ia masih hidup, saat menyembelihnya pun kita diperintahkan berbuat ihsan. Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala sesuatu. Jika kamu membunuh hendaklah dengan cara yang ihsan. Jika kamu menyembelih, hendaklah dilakukan dengan cara yang ihsan, hendaklah menajamkan pisau dan menyenangkan hewan sembelihan itu” (HR. Muslim). Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan perbuatan baik dan berkualitas dalam setiap perbuatan/pekerjaan yang dilakukan oleh seorang muslim, walaupun itu dalam perbuatan yang dinilai orang sepele, hanya sekedar membunuh cecak misalnya. Dalam sebuah hadis disebutkan : “Barangsiapa dapat mematikan cecak dengan sekali pukulan, dia mendapat seratus kebaikan. Siapa yang mematikannya pada pukulan kedua, maka dia mendapat sekian kebaikan  (lebih kecil dari yang pertama) dan siapa yang membunuhnya pada pukulan ketiga maka baginya sekian kebaikan (lebih kecil dari yang kedua” (HR Imam Ahmad, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Madjah). … disini penekanannya bahwa membunuh binatang, bila memang harus atu perlu  dibunuh, maka melakukannya harus secepat mungkin agar penderitaan binatang tersebut sesingkat mungkin …

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Seperti terhadap hewan, kitapun diperintahkan untuk berbuat ihsan terhadap alam, yakni kita harus memeliharanya, baik untuk kesegaran dan keindahan dan untuk mencegah tanah menjadi gundul dari pepohonan. Rasulullah bersabda : “Barangsiapa menebang pohon bidara, maka Allah akan merendahkannya di neraka”. (Al hadis). Di dalam buku Sunan Abu daud, Abu Daud menjelasdkan bahwa orang yang menebang pohon di pinggir jalan yang biasa dipergunakan berteduh oleh orang atau binatang, karena iseng dan secara zalim, maka dia mendapat ancaman yakni merendahkan kepalanya di neraka. Penafsiran ini sejalan dengan pendapat ulama Yusuf Qordhowi bahwa hadis ini memperingatkan satu masalah yang seringkali dilalaikan ,manusia, yaitu urgensi/pentingnya pepohonan, khususnya pohonan bidara, yakni pepohonan ini memiliki fungsi yang sangat penting yakni menjaga lingkungan hidup. Bagi kita saekarang ini, pentingnya memelihara pepohonan sudah terbukti, yakni pada jaman sekarang ini, di banyak tempat, termasuk di jakarta, terjadinya  erosi dan banjir salah satu penyebab utamanya adalah penebangan pohon-pohonan.

..Jadi, para jamaah sekalian, apa yang diperjuangkan oleh aktivis penyayang binatang pada abad ini, begitu pula apa yang diingatkan oleh LSM atau Lembaga Swadaya Masyarakat tentang Lingkungan Hidup pada abad ini, sebenarnya telah diajarkan oleh Islam jauh berabad-abad yang lampau, yakni lebih dari 14 abad yang lalu….

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Alloh SWT.

Tak kalah penting dari itu, seorang muslim harus berlaku ihsan dalam pekerjaannya. Sebagaimana telah disebutkan tadi bahwa Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang jika bekerja dengan ihsan (baik, berkualitas) dan itqon (sempurna, profesional) (HR Baihaqi).

Jika dilihat dari proses dan hasil kerjanya, orang yang bekerja (…kalau siswa berari belajar…) dibagi menjadi 3 kategori :

1.      Orang yang melaksanakan tanggungjawab dengan acuh tak acuh, asal-asalan,  tidak mengikuti peraturan,  dan hasil kerjanya tidak memenuhi target/harapan yang diinginkan.

2.      Orang yang melaksanakan pekerjaan dengan asal cukup dan asal memenuhi kewajiban/peraturan, hasilnya memang  sesuai target/ harapan, tapi hanya sekedar cukup atau kulitas kerja dan hasil kerjanya hanya pas-pasan saja.

3.      Orang yang melaksanakan tanggungjawab dengan ikhlas dan kesungguhan, serta dapat mencapai bahkan melampaui tingkat yang diharapkan.  Kerja dan hasil kerjanya baik dan berkualitas.

Orang yang termasuk kategori yang ketiga inilah yang telah mencapai level ihsan dalam pekerjaan. Untuk mencapai tingkat ihsan dalam pekerjaan, seorang muslim harus tekun, rajin, disiplin dan cermat, sebab jika tidak hasil pekerjaannya bukannya melebihi target bahkan kurang dari target. Adalah sangat ironis, kalau melihat negara-negara barat yang bukan muslim, tapi profesionalisme mereka sungguh luar biasa. Sikap disiplin dan tepat waktu dijunjung begitu tinggi. Padahal sebelum negara-negara barat menggaungkan istilah profesionalisme, lebih dari 14 abad silam, Islam telah mengajarkan ihsan dan itqon yakni melakukan pekerjaan secara baik, berkualitas  dan sempurna, profesionalisme. Oleh karena itu, jamaah sekalian, tradisi jam karet yang selama ini mewarnai hari-hari kita harus segera disudahi.

Orang yang termasuk kategori yang ketiga inilah yang telah mencapai level ihsan dalam pekerjaan. Untuk mencapai tingkat ihsan dalam pekerjaan, seorang muslim harus tekun, rajin, disiplin dan cermat, sebab jika tidak hasil pekerjaannya bukannya melebihi target bahkan kurang dari target. Adalah sangat ironis, kalau melihat negara-negara barat yang bukan muslim, tapi profesionalisme mereka sungguh luar biasa. Sikap disiplin dan tepat waktu dijunjung begitu tinggi. Padahal sebelum negara-negara barat menggaungkan istilah profesionalisme, lebih dari 14 abad silam, Islam telah mengajarkan ihsan dan itqon yakni melakukan pekerjaan secara baik, berkualitas  dan sempurna, profesionalisme. Oleh karena itu, jamaah sekalian, tradisi jam karet yang selama ini mewarnai hari-hari kita harus segera disudahi.

Orang yang termasuk kategori yang ketiga inilah yang telah mencapai level ihsan dalam pekerjaan. Untuk mencapai tingkat ihsan dalam pekerjaan, seorang muslim harus tekun, rajin, disiplin dan cermat, sebab jika tidak hasil pekerjaannya bukannya melebihi target bahkan kurang dari target. Adalah sangat ironis, kalau melihat negara-negara barat yang bukan muslim, tapi profesionalisme mereka sungguh luar biasa. Sikap disiplin dan tepat waktu dijunjung begitu tinggi. Padahal sebelum negara-negara barat menggaungkan istilah profesionalisme, lebih dari 14 abad silam, Islam telah mengajarkan ihsan dan itqon yakni melakukan pekerjaan secara baik, berkualitas  dan sempurna, profesionalisme. Oleh karena itu, jamaah sekalian, tradisi jam karet yang selama ini mewarnai hari-hari kita harus segera disudahi.

Orang yang termasuk kategori yang ketiga inilah yang telah mencapai level ihsan dalam pekerjaan. Untuk mencapai tingkat ihsan dalam pekerjaan, seorang muslim harus tekun, rajin, disiplin dan cermat, sebab jika tidak hasil pekerjaannya bukannya melebihi target bahkan kurang dari target. Adalah sangat ironis, kalau melihat negara-negara barat yang bukan muslim, tapi profesionalisme mereka sungguh luar biasa. Sikap disiplin dan tepat waktu dijunjung begitu tinggi. Padahal sebelum negara-negara barat menggaungkan istilah profesionalisme, lebih dari 14 abad silam, Islam telah mengajarkan ihsan dan itqon yakni melakukan pekerjaan secara baik, berkualitas  dan sempurna, profesionalisme. Oleh karena itu, jamaah sekalian, tradisi jam karet yang selama ini mewarnai hari-hari kita harus segera disudahi.

Jamaah sholat jumat yang dimuliakanAlloh SWT.

Selaku hamba Allah, seorang muslim harus ihsan dalam beribadah baik ibadah dalam arti yang umum yakni setiap seluruh kegiatan yang dilandasi niat karena Allah SWT atau ibadah dalam arti khusus khusus yakni ibadah ritual seperti sholat, zakat, puasa,  haji, dsb. yang dikerjakan karena Allah SWT. Seorang muslim yang ihsan dalam beribadah, disamping ia telah melaksanakan penyempurnaan syarat dan rukun ibadah, juga ia melaksanakan amalan shunnah. Misalnya, selain shalat wajib yang lima kali dalam sehari semalam, kita juga dianjurkan melakukan sholat-sholat sunnah.  Rasulullah SAW sendiri hampir tak pernah luput dari melaksanakan shalat malam/sholat tahajud. Kebiasaan sebagian kaum muslimin yang sering menjeda pekerjaan kantornya dengan sholat duha atau membaca beberapa ayat al Quran, merupakan tindakan positif yang bisa mengantarkan seseorang ke tingkat ihsan.

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Alloh SWT.

Orang yang berbuat/bekerja/beribadah secara.  ihsan,, tidak pernah takut kepada siapapun, kecuali hanya kepada Allah. Pekerjaan akan menjadi lancar karena dilandasi sifat ikhlas, profesional. Ia akan mendapatkan kenyamanan dalam bekerja lantaran bekerja bukan lantaran paksaan. Selain mendapat kepercayaan baik dari atasan maupun orang sekitarnya, iapun dicintai Allah. Allah berfirman : “ Inallaha yuhibbul muhsinin . Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang ihsan”. (QS Albaqarah : 195). Akhirnya semoga kita dapat menjadi orang yang ihsan. Amin, ya Allah ya Rabbal alamin.

(Sumber :  Berbuat ihsan di mana saja, Hepi Andi, Sabili No.25/2002; Sikap terhadap Sunnah , Yusuf Qardawi)

 


Posted by imamprasaja at 3:34 AM EDT
Allah Pencipta Alam Semesta
Topic: KHUTBAH JUMAT

 

disampaikan di Masjid Nurul Ilmi, SMAN 113 Jakarta

Oleh Drs. Imam Prasaja, M.Si

Assalamualaikum Wr.Wb.

Pertama-tama marilah kita senantiasa memuji dan bersyukur ke Hadlirat Allah SWT, yang telah memberikan kepada kita nikmat iman dan Islam, atas rakhmat dan karuniaNya kita diberikan kesehatan dan kekuatan untuk melakukan sholat Jumat pada siang hari ini.

Solawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Jungjunan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, kepada para tabiin serta kepada seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.

Hadirin, jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Dalam kesempatan ini khatib mengajak,  khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada seluruh jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Selanjutnya, perkenankanlah khatib menyampaikan materi khutbah jumat kali ini yang diberi judul :  Allah Pencipta Alam Semesta.

Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Di dalam Al Quran sebagai pedoman hidup kita banyak sekali ayat-ayat yang beisi ajakan Allah kepada manusia untuk mempergunakan akalnya, untuk  berfikir, untuk mengamati alam semesta, menyadari keagungan dan kebesaran Allah SWT, sampai pada gilirannya kita akan senantiasa memujinya, mensyukurinya dan beribadah kepadaNya. Diantaranya pada Surat Al Imron ayat 190 Allah berfirman :

“Sesungguhnya dalam  penciptaan langit dan bumi,  dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda  bagi oprang-orang yang berakal”

Pada surat AL Araf ayat 185 Allah SWT berfirman :

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah”

Jamaah sholat Jumat rohimakumullah,

Bila kita memandang sekilas, ke atas, di siang hari yang cerah, tampak sebuah bola besar bercahaya sangat terang seolah-olah menempel pada tepi sebuah ruang setengah bola yang sangat luas. Itulah matahari yang memegang peranan penting sebagai sumber energi di bumi ini. Matahari merupakan salah satu bintang. Bintang adalah benda yang memancarkan cahaya sendiri. Sedangkan bumi tempat kita berada adalah merupakan planet, benda yang tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi bumi dapat memantulkan cahaya dari matahari, sehingga jika dilihat dari bulan atau dari pesawat antariksa yang jauh dari bumi, bumi tampak bercahaya.

Pada saat yang lain jika kita memandang, cukup lama ke atas di malam hari yang cerah tampak benda-benda bercahaya yang jumlahnya sangat banyak seolah-olah menempel pada tepi sebuah ruang setengah bola yang sangat luas. Benda-benda tersebut sebagian besar adalah bintang yakni benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri, yang lainya adalah planet yakni benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri tetapi dapat memantulkan cahaya yang diterima dari bintang,  tampak pula di langit gugus bintang yakni kumpulan beberapa bintang,  galaksi yakni kumpulan berjuta-juata bintang, kluster atau gugus galaksi yakni kumpulan dari galaksi-galaksi dan superklaster yakni kumpulan dari gugus galaksi.

Pengamatan benda-benda langit tersebut membawa kita kepada suatu perasaan bahwa kita seolah-olah berada pada sebuah benda yakni bumi yang melayang di ruang angkasa yang sangat besar, yang tampak tiada batas. Ruang itulah yang dikenal sebagai jagat raya atau alam semesta. Di dalamnya terdapat benda-benda dari yang sangat kecil sampai sangat besar. Benda yang sangat kecil dulu disebut atom, ternyata atom masih dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil lagi yakni proton, neutron dan elektron. Sekarang telah diketahui partikel-partikel proton, neutron dan elektron masih bisa dibagi lagi yakni menjadi partikel yang disebut kuark. Sedangkan benda yang sangat besar adalah super kluster yakni kumpulan gugus galaksi sebagaimana telah disebutkan tadi.

Jamah Sholat Jumat Yang terhormat,`

Untuk membayangkan betapa luasnya alam semesta ini, jarak dari bumi ke matahari kita adalah 150 juta km, jarak ini ditempuh oleh cahaya selama 8 menit. Sedangkan kecepatan merambatnya cahaya adalah 300 ribu km perdetik.  Galaksi adalah kumpulan berjuta-juta bintang bahkan galaksi yang besar dapat mencapai sekitar 3 milyar bintang-bintang-bintang. Di alam semesta ini dengan menggunakan teleskop dapat diamati berjuta-juta galaksi. Jarak galaksi  yang dekat dengan bumi kita yakni awan Maggelan adalah 0,2 juta tahun jika ditempuh oleh cahaya, jarak galaksi Andromeda ke bumi kita adalah 2 juta tahun jika ditempuh oleh cahaya. Bahkan disebutkan ada galaksi yang karena jauhnya dari bumi kita,  sampai saat ini cahayanya belum sampai ke bumi kita.

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia,

Hanya karena kefanatikan pada keyakinan ateisme, keyakinan bahwa tuhan sang pencipta tidak ada, beberapa ahli filsafat, misalnya George Politzer mengatakan bahwa alam semesta tidak diciptakan karena sudah ada, kekal dari dulu sampai nanti, alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan, melainkan ada dengan sendirinya. Paham ini dikenal sebagai paham materialisme yakni paham atau  sistem berpikir yang meyakini bahwa materi atau zat sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak, dan menolak keberadaan apapun selain materi. Paham materialisme menolak keberadaan Tuhan.  Audzubillahimindalik.

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT

Ketika George Politzer, salah seorang penganut paham materialisme berpendapat bahwa alam semesta atau jagat raya tidak diciptakan, tetapi sudah ada sebelumnya, kekal sejak dulu sampai yang akan datang, ia menganggap dirinya sedang mengemukakan suatu pernyataan ilmiah. Tapi lucunya, berbagai penemuan sains dan teknologi yang berkembang pada abad 20 meruntuhkan paham materialisme tersebut.

Jamaah sholat jumat yang mulia,

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson california, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble menemukan bahwa ketika ia mengamati bintang-bintang, spektrum cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke arah merah atau ke arah frekuensi yang lebih kecil. Apa artinya ?

Hal ini mirip dengan bunyi sirine, jika sirine bergerak mendekati kita, frekensinya akan terdengar lebih besar, sebaliknya bunyi sirine akan lebih kecil frekeunsinya ketika menjauhi kita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa frekuensi yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke arah merah atau ke arah frekuensi yang lebih keci, berarti bintang-bintang itu bergerak menjauhi kita. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa antara bintang satu dengan bintang lainnya, antara galaksi satu dengan galaksi lainnya saling menjauh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alam semesta semakin mengembang karena bergerak saling menjauh satu sama lain.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT

Apa arti mengembangnya alam semesta ? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika kita pikirkan waktu sebelum sekarang, jika kita pikirkan waktu  mundur ke belakang,  mundur ke masa lampau, maka dapat disimpulkan bahwa alam semesta menurut perhitungan para ahli berasal dari satu titik tunggal. Alam semesta terbentuk melalui ledakan titik tunggal yang dikenal sebagai Big Bang (Ledakan Besar). Teori Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan besar dari sebuah titik tunggal telah diterima oleh para ahli karena telah didukung oleh bukti-bukti hasil pengamatan.  Perhitungan para ahli fisika menunjukkan bahwa titik tunggal yang merupakan asal dari semua materi dan energi alam semesta haruslah mempunyai volume nol dan kerapatan tak terhingga. Pernyataan teoritis volume nol yang dikemukakan oleh para ahli secara sederhana dapat dikatakan “ketiadaan”. Jadi alam semesta diciptakan dari “ketiadaan”. Fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam AlQuran 14 abad yang lampau :

Pada  QS al Anam ayat 101, Allah berfirman :

“Dia yakni allah pencipta langit dan bumi. “

Selanjutnya pada QS Al anbiya ayat 30 Allah berfirman :

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya.”

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia,

Big Bang terjadi melalui ledakan suatu titik yang berisi semua materi dan semua  alam semesta serta penyebarannya ke segenap ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dari materi dan energi ini muncullah suatu keseimbangan luar biasa yang melingkupi berbagai galaksi, bintang, planet, satelit  dan benda angkasa lainnya. Hukum alampun terbentuk yang kemudian disebut “hukum fisika”, yang seragam di seluruh penjuru alam semesta dan tidak berubah. Suatu tatanan sempurna muncul setelah Big Bang.

Padahal yang namanya ledakan tidak mungkin menimbulkan tatanan sempurna. Semua ledakan cenderung menghancurkan dan mengacaukan yang ada, contoh adalah ledakan kompor, ledakan dinamit , ledakan bom dan sebagainya.

Makanya ketika kita tahu tentang adanya tatanan yang sempurna setelah ledakan besar (Big bang), kita dapat menyimpulkan bahwa ada suatu campur tangan dari “Yang Maha Tahu dan Maha Kuasa” di balik ledakan Big bang ini, dan segala serpihan yang berhamburan akibat ledakan Big bang ini telah digerakkan secara sangat terkendali. Setelah melakukan perhitungan yang teliti tentang kecepatan mengembangnya alam semesta, Paul Davis dan Stephen Hawking, keduanya adalah profesor fisika teori terkemuka meyakini bahwa kecepatan mengembangnya Big bang ini memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan. Sedikit lebih lambat, alam semesta ini akan runtuh. Sedikit lebih cepat keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu. Big Bang bukanlah sekedar ledakan jaman dulu, tetapi ledakan yang terencana dengan sangat cermat.

Jamaah Sholat jumat yang dimuliakan allah SWT,

Tidaklah mungkin keseimbangan dan tatanan luar biasa alam semesta yang terjasi melalui ledakan besar adalah terbentuk dengan sendirinya dan terjadi secara kebetulan. Pembentukan tatanan yang seimabang setelah ledakan besar Big bang adalah merupakan satu bukti adanya Sang Pencipta, beserta Ilmu, keagungan dan Hikmah-Nya, yang telah menciptakan materi dari ketiadaan dan yang berkuasa mengaturnya tanpa henti. Sang pencipta ini adalah Allah, Tuhan seluruh sekalian Alam.

Di dalam Al Quran surat al Mulk ayat 3, Allah SWT berfirman :

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang ?”

Masyirol muslimin rohimakumullah

Demikianlah khutbah Jumat kali ini, bagi kita keyakinan terhadap Pencipta Alam Semesta, keimanan kepada Allah, keesaan Allah, Kemahakuasaan Allah adalah suatu keyakinan yang sudah semestinya “Haqqul Yakin”.  Adapun penemuan-penemuan ilmu dan teknologi akan semakin memperkuat keyakinan dan keimanan kita, karena keyakinan dan keimanan di samping didasari oleh dalil Naqli, yakni dalil dari Al Quran, tetapi juga diperkuat oleh dalil Aqli yakni dalill berdasarkan akal.

Semoga keyakinan kita kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta, keimanan kepada Allah SWT akan ditindaklanjuti dengan amal dan perbuatan kita dalam beribadah kepadaNya, jarena Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah, diibadati. Hanya kepadaNyalah kita tunduk patuh dan menyerahkan diri. Wallohualam bis showab.

(Sumber : Harun Yahya, Keajaiban Al Quran ,  Black Holes and Baby Universes, Stephen Hawking, PT Gramedia, Jakarta. 1995)


Posted by imamprasaja at 3:26 AM EDT
Updated: Sunday, 7 October 2007 3:37 AM EDT

Newer | Latest | Older

Links Penting :
IMAMPRASAJA.TRIPOD.COM